Belanja Masyarakat Bergantung Kualitas Penanganan Covid-19

Oleh MEDIA WAHYUDI ASKAR, Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef)

JawaPos.com â€" Tanda-tanda positif ekonomi akan kembali tumbuh pasca terkontraksi cukup dalam akibat gelombang kedua pandemi Covid-19 memang terasa. Seiring pulihnya sektor konsumsi dengan dibukanya kembali berbagai fasilitas publik dan perkantoran. Sektor yang mulai menunjukkan tanda pemulihan adalah restoran, perkantoran, dan pabrik-pabrik.

Sektor pariwisata juga mulai menggeliat menjelang liburan akhir tahun. Yang kemudian akan berdampak signifikan pada industri perhotelan. Jadi, kemungkinan besar akhir tahun ini perekonomian akan rebound menuju titik keseimbangan yang baru.

Meski trennya positif, jutaan pekerja masih terjebak pada pengangguran. Penyerapan lapangan kerja relatif tidak bergerak sejak gelombang kedua pandemi Covid-19. Mereka yang sebagian pengangguran usia muda masih sulit mendapatkan pekerjaan yang layak.

Di sisi lain, sektor usaha juga tidak punya banyak pilihan selain melakukan pengurangan gaji, insentif, bahkan pengurangan karyawan.

Dengan kata lain, masih butuh waktu untuk pemulihan ekonomi dari perspektif ketenagakerjaan. Kartu prakerja yang selama ini menjadi bantalan finansial bagi para angkatan kerja juga belum cukup efektif melahirkan lapangan kerja baru.

Persoalan lainnya adalah masalah perlindungan kerja dan pekerja anak. Terbitnya omnibus law di tengah pagebluk mengharuskan perusahaan menyesuaikan diri. Masih banyak bermunculan perusahaan outsourcing nakal dengan sistem kerja dan penggajian yang tidak layak. Serta, tidak membayarkan jaminan ketenagakerjaan karyawannya

Soal pekerja anak, pandemi Covid-19 mengakibatkan banyak anak putus sekolah. Mereka lantas memutuskan bekerja sebagai buruh kasar. Persoalan ini harus diantisipasi pemerintah untuk menekan melonjaknya angka pengangguran.

Belum ada Komentar untuk "Belanja Masyarakat Bergantung Kualitas Penanganan Covid-19"

Posting Komentar