RI Belum Bisa Lepas dari Kecanduan Batu Bara Ini Buktinya

Jakarta, CNBC Indonesia - RI belum bisa lepas dari "kecanduan" batu bara, terutama untuk memenuhi kebutuhan pembangkit listrik. Pasalnya, kebutuhan batu bara untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) sampai dengan 2030 masih akan terus mengalami peningkatan.

PT PLN (Persero) memperkirakan konsumsi batu bara untuk PLTU nasional naik sekitar 37,6% menjadi 156,3 juta ton pada 2030 dari 113,6 juta ton pada 2021.

Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Perencanaan Korporat PT PLN (Persero) Evy Haryadi dalam Webinar: Masa Depan Batubara dalam Bauran Energi Nasional, Senin malam (27/07/2021).

Dia mengatakan, perkiraan konsumsi batu bara untuk PLTU tersebut telah dimasukkan di dalam draf Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030, berikut rinciannya:

- 2021 sebesar 113,6 juta ton
- 2022 sebesar 117,6 juta ton,
- 2023 sebesar 125 juta ton,
- 2024 sebesar 131,6 juta ton,
- 2025 sebesar 126 juta ton,
- 2026 sebesar 133,2 juta ton,
- 2027 sebesar 139,1 juta ton,
- 2028 sebesar 143,7 juta ton,
- 2029 sebesar 149,5 juta ton,
- 2030 sebesar 156,3 juta ton.

"Proyeksi kebutuhan batu bara dari draf RUPTL 2021, di visi 2060, masih akan tumbuh sampai 2030," paparnya.

Setelah tahun 2030 dia menyebut kebutuhan batu bara akan mengalami penurunan secara perlahan dan bertahap. Hingga mencapai netral karbon pada tahun 2060 mendatang.

"Secara perlahan batu bara turun dari 2030 yang disesuaikan dengan trade off kita untuk capai zero carbon 2060," ungkapnya.

Sebelumnya, Direktur Energi Primer PLN Rudy Hendra Prastowo mengatakan PT PLN (Persero) mencatat telah menyerap batu bara sebesar 33 juta ton untuk PLTU sepanjang semester I 2021.

"33 juta ton," ungkapnya singkat kepada CNBC Indonesia saat ditanya berapa konsumsi batu bara PLN sampai semester I 2021, Senin (26/07/2021).

Dia mengatakan, serapan batu bara PLN ini akan sangat tergantung dari Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat atau kini disebut Level 4 yang dilaksanakan oleh pemerintah.

Namun pihaknya tetap memproyeksikan konsumsi batu bara akan mengalami peningkatan pada semester II 2021 ini.

"Proyeksi ke depan lebih. Tapi sangat tergantung kondisi PPKM," lanjutnya.

Executive Vice President Corporate Communication and CSR PLN Agung Murdifi pernah menyampaikan rencana konsumsi batu bara untuk pembangkit listrik PLN pada tahun 2021 sebesar 63,78 juta MT.

Jika target tahun ini 63,78 juta ton, artinya sepanjang semester I ini serapan batu bara PLN sudah mencapai 51,74% dari target tahun ini.

Sementara kebutuhan batu bara untuk semua PLTU secara nasional pada 2021 diperkirakan naik sebesar 7,8% ke posisi 113 juta ton dari 104,8 juta ton pada 2020.

Belum ada Komentar untuk "RI Belum Bisa Lepas dari Kecanduan Batu Bara Ini Buktinya"

Posting Komentar