Gelas Ajaib
Bimo merupakan sebuah gelas biasa seperti gelas-gelas lain. Ia dan teman-temannya digunakan oleh anak-anak sekolah saat jam makan siang. Bimo dan teman-temanya memiliki bentuk dan ukuran yang sama. Tidak ada perbedaan sedikit pun. Meski setiap gelas punya nama masing-masing, tetapi anak-anak sekolah tidak dapat membedakan mereka. Semua terlihat sama saja. Tidak ada yang istimewa.
Awalnya Bimo tidak masalah dengan hal ini. Namun, lama-kelamaan Bimo merasa tidak suka. Seharusnya ia bisa menonjolkan diri dibandingkan gelas-gelas lain sehingga anak-anak lebih suka menggunakannya. Tapi Bimo tidak tahu bagaimana caranya. Mereka semua sama persis.
Suatu hari, Bimo bertemu dengan sebuah gela.s tua yang sakti.
âHai, anak muda. Apakah kamu punya masalah? Wajahmu terlihat murung,â gelas sakti itu bertanya.
âHmm, iya. Sebenarnya aku ingin memiliki kekuatan sakti sepertimu. Supaya anak-anak sekolah bisa membedakan antara aku dan teman-temanku. Aku tidak mau disamakan.â
âHahaha,â gelas sakti tertawa. âJadi itu masalahnya.â
âApa kau bisa membantu?â Bimo memohon.
âTentu, tentu. Aku bisa membantu.â
âWah, benarkah?â
âBenar sekali. Kamu tidak perlu khawatir. Aku akan menyulapmu menjadi gelas ajaib. Sekarang tutuplah matamu.â
Bimo menutup matanya seperti yang diminta sang gelas sakti. Kemudian gelas sakti itu mengucapkan mantra-mantra.
âNah, sekarang buka matamu. Kamu sudah jadi gelas ajaib.â
âBenarkah? Apa keajaibanku?â Tanya Bimo.
âMulai sekarang kamu bisa mengubah air putih menjadi minuman apapun. Anak-anak pasti senang denganmu.â
âWah, terima kasih gelas sakti,â Bimo sangat senang karena sekarang ia sudah menjadi gelas ajaib. Bimo tidak sabar menunggu esok hari. Ia akan menunjukkan kemampuannya di depan gelas-gelas lain. Mulai besok, anak-anak sekolah tahu mana gelas yang istimewa, dan mana gelas yang biasa saja.
***
Keesokan harinya Bimo tampil dengan kekuatan barunya. Ia mengubah air putih menjadi jus lemon. Seorang anak yang menggunakan Bimo merasa takjub melihat minumannya berubah. Ia gembira dan memberitahu anak-anak lain. Akhirnya mereka pun bergantian menggunakan Bimo dan meninggalkan gelas-gelas lain.
Bimo mulai menuruti permintaan anak-anak. Ia mengubah air putih menjadi teh, susu, jus apel, es semangka, minuman soda dan masih banyak lagi. Minuman apapun yang diminta anak-anak, Bimo bisa menciptakannya.
Teman-teman Bimo pun merasa takjub dengan kemampuan Bimo. Salah satu dari mereka bertanya, âHai, Bimo. Hebat sekali kamu. Dari mana kamu dapat keajaiban seperti itu? Kami juga mau.â
âOh, ini. Aku mendapatkannya dari gelas tua yang sakti kemarin.â
âWah, gelas sakti. Di mana rumahnya? Kami juga mau ke sana?â
âHmmm, di mana ya? Aku lupa.â Kemudian Bimo melanjutkan tugasnya mengubah-ubah air minum. Bimo tidak mau memberi tahu teman-temannya di mana rumah gelas sakti yang ia temui kemarin. Bimo tidak mau gelas-gelas lain menjadi ajaib seperti dirinya.
Akhirnya Bimo pun menjadi terkenal di kalangan anak-anak. Lama-kelamaan gelas-gelas lain tidak dipakai lagi. Anak-anak hanya menggunakan Bimo secara bergantian.
âHai, Bimo. Aku mau minum kopi campur susu.â
âBaik,â Bimo pun mengubah air putih menjadi kopi susu.
Setelah satu anak selesai minum. Giliran anak lainnya yang meminta. âHai, Bimo. Aku mau jus mangga.â
âBaik,â Bimo dengan senang hati mengubah air putih menjadi jus mangga.
Begitulah seterusnya. Anak-anak bergantian menggunakan Bimo. Bimo pun merasa dirinya hebat. Ia menjadi sombong. Bimo tidak mau lagi berteman dengan gelas-gelas lain. Menurut Bimo, teman-temannya tidak berguna karena tidak ada yang memakai mereka. Bimo merasa hanya dia yang membawa manfaat bagi anak-anak. Akhirnya, gelas-gelas lain pun menjauhi Bimo.
***
Pada suatu hari saat jam makan siang, Bimo kehabisan tenaga. Ia merasa lelah karena terus-terusan mengeluarkan kekuatannya. Bimo berkata kepada salah seorang anak, âHai, tunggu sebentar, ya. Aku mau istirahat dulu. Nanti baru aku ubah air ini jadi minuman kesukaanmu.â Tetapi anak itu tidak mau menunggu. Ia mendesak Bimo untuk menunjukkan keajaibannya. Tapi Bimo tidak bisa, ia sungguh lelah dan butuh istirahat. Anak-anak lain yang menunggu Bimo pun ikut-ikutan mendesak Bimo. Akhirnya anak-anak itu marah dan kecewa. Mereka pun meninggalkan Bimo karena sekarang Bimo sama saja seperti gelas lainnya.
Bimo merasa sedih. Ia pun pergi menemui sang gelas sakti. Bimo meminta kekuatan ajaibnya dihilangkan. Dia tidak mau lagi seperti ini. Kemarin dia ditinggalkan teman-temannya karena sombong. Sekarang dia pun ditinggalkan anak-anak sekolah karena tidak bisa mengeluarkan kekuatannya. Sang gelas sakti menuruti permintaan Bimo. Bimo menjadi gelas biasa seperti semula.
Keesokan harinya Bimo datang menemui gelas-gelas lain dan meminta maaf telah merendahkan mereka. Teman-teman Bimo pun memaafkan Bimo. Akhirnya mereka pun kembali bersahabat seperti sediakala.***
Sumber: yoursay.suara.com
Belum ada Komentar untuk "Gelas Ajaib"
Posting Komentar