Australia-RI Pastikan Afghanistan Tak Jadi Sarang Teroris

Menteri Luar Negeri Australia Marise Payne mengungkapkan negaranya akan terus bekerja sama dengan Indonesia mencegah Afghanistan menjadi sarang teroris, setelah negara Asia Selatan itu dikuasai oleh Taliban.
Payne menyampaikan keinginan Australia itu dalam sambutan pidatonya dalam webinar Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) dan Kedutaan Besar Australia di Indonesia, Kamis (9/9).
"Kita harus terus memperkuat kerja sama ini, kita tidak bisa membiarkan Afghanistan menjadi tempat berkembang biak atau rantai penyebaran terorisme lagi. Tidak sebagai komunitas internasional, tidak sebagai individu, bangsa, dan tidak sebagai wilayah (terorisme)," ujar Payne.
"Kami akan terus bekerja dengan Indonesia dan mitra internasional lainnya untuk meminta pertanggungjawaban Taliban, komitmen penuh, atas kata-kata mereka," papar Payne menambahkan.
Selain itu, Payne menyampaikan bahwa kondisi di Afghanistan saat ini memprihatinkan. Ia pun khawatir Taliban akan menerapkan aturan yang kaku dan ketat, terutama bagi kaum perempuan, seperti ketika kelompok itu berkuasa di Afghanistan pada 1996-2001.
Selain terorisme, Payne juga menyoroti beberapa fokus ancaman keamanan yang dapat berkembang di Afghanistan setelah negara itu dikendalikan Taliban, yakni perdagangan narkoba hingga pelanggaran hak asasi manusia, terutama terhadap kaum perempuan dan anak perempuan.
Sebab, Afghanistan saat ini masih tetap menjadi pemasok opium ilegal terbesar di dunia menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Dan hal itu diprediksi akan terus meningkat ketika Taliban berkuasa.
Payne juga menyoroti pemerintahan baru Afghanistan yang baru diumumkan Taliban awal pekan ini. Seluruh pejabat kabinet inti Islamic Emirate of Afghanistan itu diisi oleh petinggi veteran Taliban yang pernah menjabat di rezim terdahulu. Semuanya pun laki-laki, tidak ada wakil perempuan.
Padahal, Taliban berjanji akan membentuk pemerintahan yang lebih terbuka dan inklusif, mewakili seluruh kelompok dan golongan, termasuk membuka ruang keterlibatan perempuan.
"Berkaitan dengan pejabat yang mengambil posisi dalam rezim di Afghanistan, saya akan mencatat bahwa (mereka) tidak mewakili masyarakat, tidak mewakili minoritas, termasuk hazara, dan etnis minoritas lainnya, tidak melibatkan perempuan, dan malah terdiri dari jaringan Haqqani," tutur Payne.
Jaringan Haqqani merupakan salah satu organisasi militan yang disegani di Afghanistan dan masuk daftar terosis Amerika Serikat.
Taliban sendiri berhasil menguasai Afghanistan pada pertengahan Agustus lalu. Pergantian kekuasaan ini membawa kekhawatiran dari berbagai negara, mengingat Taliban berhubungan dekat dengan teroris seperti Al-Qaeda di masa lalu.
(rds)[Gambas:Video CNN]
Belum ada Komentar untuk "Australia-RI Pastikan Afghanistan Tak Jadi Sarang Teroris"
Posting Komentar